Sartono Anwar Andalkan Striker Lokal

22 09 2010

Bojonegoro  – Menghadapi Persiba, Persibo Bojonegoro hanya akan mengandalkan pemain lokal di sektor depan. Pilihan itu terpaksa dilakukan karena para striker asing yang mengikuti seleksi sampai hari ini belum terpilih.

Kemungkinan besar, duet mantan punggawa Persela Lamongan yang tetap menjadi tumpuan Laskar Angling Dharma. Keduanya adalah Syamsul Arif dan Dicky Firasat.

Data yang dihimpun beritajatim.com di lapangan, Rabu (22/9/2010) menyebutkan, ada pilihan lain di sektor depan dengan memasang Rudi Widodo dipasangkan dengan Syamsul Arif.

Walaupun begitu, belum diketahui siapa yang nantinya menjadi pemain inti pada laga perdana Indonesia Super League (ISL) 2010/2011. Sebab, pelatih Sartono Anwar masih melakukan otak atik formasi yang terbaik.

Bisa jadi, para pemain baru menjadi pilihan lain pelatih, dengan tambal sulam pemain lama. Sebab, jika ditimbang-timbang dengan pemain lama, pemain baru kelihatannya lebih menjanjikan.

Seperti di barisan tengah, ada nama baru semisal You Young Woo, Cucu Hidayat, Slamet Nurcahyono dan Iswandi Da’i. Khusus nama terakhir adalah mantan pemain Persibo yang sempat menjadi langganan kapten kesebelasan, sebelum diambil Persema Malang.

“Yang jelas, kurang lebih 22 pemain yang nantinya akan dibawa pelatih ke Kediri,” kata Menejer Persibo Bojonegoro, Letkol Inf Taufiq Risnendar.

Dijelaskan, pemain yang dibawa sekalian untuk pertandingan pada 29 September saat menjamu PSM di Stadion Brawijaya.

“Karena waktunya yang pendek, bisa jadi semua pemain yang saat ini dikontrak akan dibawa semuanya. Yakni 23 pemain,” sambungnya.

Taufiq menegaskan, masalah siapa saja yang akan dipasang atau dibawa untuk dua pertandingan di luar Kabupaten Bojonegoro tergantung para pelatih. Sebab, orang tua pesepakbola Nova Arianto tersebut yang mengetahui kebutuhan tim.

Diterangkan, bisa jadi pemain yang saat ini seleksi dibawa untuk memenuhi kekuatan di barisan depan. Tetapi, lagi-lagi pelatih yang mempunyai wewenang pemain mana yang layak di rekrut atau dipulangkan. [dul/but]





Konser Orkes Melayu Monata Ricuh

22 09 2010

Tuban – Konser Orkes melayu Monata dalam acara Halal Bihalal yang diselengarakan oleh para pemuda, yang berlangsung di lapangan Desa Kujung, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Rabu (22/9/2010), diwarnai kericuhan dan baku hantam antar pemuda yang sedang berjoget ditempat tersebut.

Berdasarkan pantuan beritajatim.com dilapangan, sedikitnya terjadi tiga kali tawuran selama pertunjukan orkes melayu yang sebenarnya untuk ajang silaturahmi setelah lebaran.

Diduga tawuran terjadi kerena salah satu kelompok pemuda melampar lumpur kepada kelompok yang lain.

Konser yang menghadirkan beberapa bintang tamu dari artis Jawa Timur itu semula berjalan dengan lancar dan tertib, walau hujan menguyur.

Namun tiba-tiba setelah artis membawakan 4 lagu, koser itu beruban menjadi ajang baku pukul antar pemuda, hal tersebut dipicu ulah sekelompok pemuda yang melempar lumpur kearah kerumunan pemuda lain.

Karena merasa tersinggung aksi lemparan pun dibalas oleh kelompok yang lain hingga akhirnya kedua kelompaok pemuda itu langsung saling menyerang dan baku pukulpun tak dapat terhindarkan.

“Tadi awalnya tertib mas, dan tiba-tiba baru dapat beberapa lagu trus ada tawur,” kata Mudiono (24), salah satu warga yang verada dilapangan tersebut.

Petugas keamanan yang dibantu polres Tuban nampak kesulitan untuk meredam kericuhan, meski polisi telah berusaha melerai namun kedua kelompok tetap saling kejar.

“Tadi kelihatannya juga ada yang diinjak-injak juga mas,” tambah Mudiono.

Akibat dari kejar-kejaran antar pemuda, tawuran pun meluas hingga masuk keperkampungan. Untungnya dalam peristiwa tersebut tidak ada korban jiwa, hanya beberapa pemuda mengalami luka-luka dibagian kepala. Petugas pun mengamankan sejumlah pemuda yang terlibat tawuran itu.

Untuk melerai tawur antar pemuda itu petugas Kepolisian dari Polres Tuban sempat menghentikan pertunjukan tersebut hingga beberapa menit, namun setelah tawuran mereda orkespun kembali dilanjutkan hingga selesai.[mut/ted]





Bejat! 9 Preman Mabuk Perkosa Siswi SMP

22 09 2010

Ponorogo – Bejat, seorang gadis belia warga desa Broto kecamatan Slahung yang masih duduk di bangku salah satu SMP negeri ini dipaksa harus melayani nafsu binatang sembilan preman kampung di tempat tinggalnya itu.

Kejadian ini bermula ketika korban yang berinisial Din (14) ini diajak bermain ke rumah Eko (17), salah satu tersangka pencabulan yang berada di desa Sedarat kecamatan Balong. Namun tak disangka, ternyata di dalam rumah tersangka ini terdapat delapan rekannya yang pesta minuman keras.

Karena pengaruh minuman keras, kedelapan teman Eko ini memiliki niat setan. Mereka langsung membawa Din ke dalam kamar dan melakukan tindakan tak senonoh secara bergiliran.

Bah seorang kupu-kupu malam, setelah puas melakukan nafsu bejatnya kesembilan tersangka ini memberikan uang kepada korban senilai 70 ribu rupiah hasil patungan tersangka.

‘’Rumah Eko dalam keadaan ditinggal orang tua. Sebab kedua orang tuanya menjadi TKI di Malaysia,’’ jelas Kapolsek Balong Polres Ponorogo, AKP Suwito, Rabu (22/09/2010).

Sedangkan kejadian ini baru diketahui orang tua korban ketika korban pulang ke rumah. Saat itu, wajah dan mulut korban mengalami luka yang sangat serius dan terdapat bercakan darah pada bagian bibir.

‘’Ayah korban yang curiga langsung menanyai apa yang terjadi pada putrinya itu. Selanjutnya dia melaporkan kejadian itu. Kesembilan pelaku langsung kita amankan saat itu juga,’’ terangnya.

Sedangkan kesembilan pelaku diketahui berinisial Jae (21), Dar (23), Amad (16), Geng (24), Eko (23), Sup (16), Ton (17), Bidin (21) serta Dwi (17) yang kesemuanya merupakan warga desa Tatung kecamatan Balong.

Sementara dari pengakuan Ahmad, salah satu pelaku dia, munculnya nafsu bejatnya ini ketika dia asik minum bersama rekannya tiba-tiba muncul seorang wanita yang masih belia itu.

‘’Wanita itu mulai jam tujuh malam sudah ‘digilir’ teman-teman, termasuk saya. Ya memakainya secara bergantian hingga menjelang subuh baru kita selesai’’ pungkasnya. [tur/but]





Laskar Angling Dharma Berangkat Jelang Pertandingan

22 09 2010

Bojonegoro  – Laga perdana Persibo Bojonegoro menjamu Persiba Balikpapan di stadion Brawijaya, Kota Kediri, segera digelar 26 September mendatang. Dengan kondisi pendanaan yang cukup minim, kemungkinan besar Laskar Angling Dharma akan berangkat menjelang pertandingan.

“Kita berangkat ke Kediri tanggal 25 September,” kata Asisten Menejer Bidang Teknis Persibo Bojonegoro, Imam Sardjono, kepada beritajatim.com, Rabu (22/9/2010).

Dikatakan, jika dengan berangkat mendekati pertandingan, manajemen bisa lebih meminimalisasi pengeluaran dana. “Apalagi, perjalanan hanya dua jam saja, sehingga tidak masalah,” terangnya.

Ditanya mengenai kondisi fisik pemain yang terkurang di perjalanan, Sardjono menjelaskan, pada intinya semuanya masih diantisipasi. Jika perjalanan jauh, kemungkinan besar akan berangkat lebih awal.

Para pemain juga sudah cukup paham dengan kondisi lapangan Brawijaya, apalagi uji coba terakhir digelar di kandang Persik Kediri tersebut. “Kami berharap, semuanya baik-baik saja dan Persibo bisa menyapu bersih laga kandang yang berada di luar Kabupaten Bojonegoro tersebut,” sambungnya.

Menurutnya, setelah pertandingan para pemain kemungkinan besar masih akan tetap berada di Kediri hingga selesainya pertandingan menjamu PSM. “Karena jeda pertandingan juga cukup pendek, sehingga jika harus pulang ke Bojonegoro cukup menyita waktu,” jelasnya.

Sementara itu, hingga sore ini pelatih Sartono Anwar masih terus mematangkan strategi yang akan dipakai untuk meladeni tim tamu. Kemungkinan besar, pemain yang sudah dikontrak saat ini yang akan dimaksimalkan tenaganya sambil menunggu proses seleksi pemain asing tambahan. [dul/but]





Dikejar Polisi Malaysia, TKI Ponorogo Tewas

22 09 2010

Ponorgo – Satu lagi TKI asal Ponorogo tewas mengenaska di Malaysia. Kali ini korban meninggal ini diketahui benama Sudarsono (20), warga Dukuh Mbetong, Desa Semanding, Ponorogo.

Kedatangan jenazah pada Rabu dini hari (22/09/2010) ini langsung disambut tangis histeris keluarga yang tak kuasa menahan kepergian Sudarsono, putra nomor dua, dari tiga bersaudara ini.

Korban diketahui meniggal di Malaysia, Minggu 19 September lalu. Sedangkan kematian korban sendiri hingga saat ini masih simpang siur kebenarannya. Pasalnya dari informasi yang didapat, Korban meninggal disungai, saat itu, korban dikejar pihak kepolisan Malaysia.

‘’Memang kabar yang tersiar itu kakak (Sudarsono,red) meninggal karena dikejar kepolisan. Tapi itu salah, sebenarnya kakak saya meninggal ketika menyeberang sungai sepulang bekerja,’’ jelas Wulan, adik korban dengan nda tersedu-sedu.

Sementara korban sendiri diketahui sudah bekerja di sebuah perusahaan perkebunan di Negri Sembilan Malaysia selama dua tahun. Bahkan, dalam waktu dekat ini korban berencana pulang untuk mengunjungi keluarga.

‘’ Sudarsono bulan Desember mendatang berencana pulang. Soalnya sudah dua tahun ini dia belum pulang. Sebelum meninggal dia sms ke keluarga kalau akhir tahun akan pulang ke Ponorogo. Tapi kok malah ini pulang dengan keadaan tak bernyawa,’’ kata Slamet, tetangga korban.

Sedangkan kakak korban, Wito hingga saat ini masih belum sadarkan diri karena tak kuasa melihat adik kandungnya yang tewas mengenaskan di negeri orang ini. Padahal saat itu dia sudah berusaha menyelamatkan sang adik itu.

‘’Wito dan Sudarsono itu satu kerja di Malaysia. Keduanya sempat hanyut, namun Wito bisa menyelamatkan diri. Dia sebenarnya sudah berusaha menyelamatkan adiknya. Tapi Tuhan berkehendak lain,’’ pungkasnya.[tur/gir]